TRIP to SEMPU ISLAND
Pulau Sempu, apa yang pertama kali
muncul di benak lo semua ketika mendengar dua kata ini. Iya.. sebuah pulau yang
bernama Sempu. Sempu, sebuah pulau kecil yang ada di ujung kota Malang Jawa
Timur. Meskipun tak selaris Karimun Jawa tapi Sempu sendiri menawarkan objek-objek
pariwisata yang eksotis
dan masih alami, nggak kalah kok dengan Karimun Jawa. Setelah lo baca cerita ini, gue yakin lo pasti tertarik bikin agenda kunjungan ke surganya Malang ini.
Pada bagian ini gue akan nyeritain
pengalaman gue traveling ke pulau Sempu. Mungkin nggak banyak yang tahu tentang
Sempu, karena jujur aja gue juga awalnya nggak ngerti tentang Sempu. Yang gue
denger dari cerita temen-temen kampus gue, Sempu itu keren banget. Yap..gue
nggak ada niat sebelumnya traveling ke sana, tapi setelah gue pikir-pikir
kayaknya seru juga tuh jalan ke Sempu.
Penasaran..
Gue akui gue emang penasaran banget,
setelah gue search ke Google dan gue
liat gambar-gambar Sempu. Keinginan gue buat kesana makin gede, akhirnya gue
putusin buat kesana entah kapan yang penting gue harus ke sana. Mungkin emang
jodoh gue jalan ke Sempu, gue diajakin temen gue traveling akhir tahun. Lo tahu
dimana, di pulau Sempu. Nggak butuh waktu lama buat mutusin untuk ikut trip
ini, seneng banget gue. Belum berangkat aja udah kebayang deh serunya ngerayain
pergantian tahun baru di sana.
Ngumpulin
masa...
Setelah ngobrol panjang lebar kali
tinggi, nyari info kesana kemari, browsing internet akhirnya gue sama temen gue
mutusin akhir tahun 2011 dirayain di pulau Sempu. Nggak sulit kok ngajakin
orang-orang yang mau ber-Ekspedisi
bareng sama kita. Dan akhirnya terkumpul 11 orang, tiga diantaranya cewek, ada
gue, Meli, sama mbak Eci dan sisanya ada Henry, Tri, Tito, Arka, Taufik, Anam,
kak Adung, dan kak Bram. Berhubung ini perjalanan akhir tahun, segala persiapan
dilakukan dengan matang. Mulai dari penyusunan acara, pembagian perlengkapan,
transport dan akomodasi. Mungkin lo semua ngira kita bakal bawa bus AC trus ada
tulisan didepan busnya “Rombongan wisata
Pulau Sempu”. Sorry deh kayaknya lo harus kecewa, dari awal rencana ini
dipublikasikan kita sepakat buat Backpackers’an.
Dan bisa kebayang, pergi ke Malang dengan tas career gede nempel dimasing-masing punggung temen-temen gue, tapi
justru itu serunya. Tema perjalanan kami adalah Backpakers, so kami
mutusin naik kereta sampai ke Malang, kemudian naik bus sampai ke tempat penyeberangan
Sendang Biru. Jauh-jauh hari sebelum
keberangkatan temen gue Henry udah ngantri beli tiket kereta MATARMAJA jurusan stasiun Poncol Semarang ke stasiun Lama
Malang. Karena ini akhir tahun banyak tiket yang sudah terjual, dan nggak semua
dari temen gue kebagian tiket kereta. Akhirnya dua orang dari kita harus rela
naik bus sampai Malang. Dua orang tidak beruntung itu adalah kak Bram dan kak Anam.
Kasian
kasian kasian....
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, jumat 30
Desember 2011 tepat pukul 21.00 WIB, kami semua berangkat menuju stasiun Poncol
Semarang. Sambil menunggu kedatangan kereta MATARMAJA yang berangkat pukul
22.00 WIB, kami duduk-duduk di Peron, mengambil beberapa foto untuk
kenang-kenangan.
Hiruk pikuk di
dalam kereta..
Kereta malam yang kami tumpangi kala itu
penuh sesak, ditambah dengan rombongan gue yang kebagian tempat duduknya
beda-beda. Hanya ada rasa tak sabar yang gue rasain saat itu, setiap menit yang terlewat menyisakan
keingintahuan gue tentang Sempu. Setelah 10 jam dalam kereta, akhirnya pukul
08.00 WIB kita sampai di tujuan yaitu stasiun lama kota Malang. Baru sampai Malang aja gue udah yang
bangga banget, bau pulau Sempu sudah tercium. Sempuuu gue dataaaangg!!! . dari sempu kami nyari angkot, lama nego
dengan si sopir akhirnya kami bisa sewa tuh angkot buat nganterin kami pulang
pergi sampai tempat penyeberangan Sendang Biru. Sebelum ke tempat
penyeberangan, kami mampir dulu ke terminal malang buat jemput kakak-kakak gue
yang kemaren naik bus. Gue kaget seketika melihat temen gue yang tadinya Cuma
dua orang jadi nambah satu orang lagi yaitu kak Akrom. Oke anggota rombongan
expedisi Sempu jadi 12 orang. Semalaman dalam kereta dan pagi tadi belum
sarapan, akhirnya kami mutusin wisata kuliner sebelum melanjutkan perjalanan.
Stamina kembali fit, perut kenyang, kami
melanjutkan perjalanan ke Sendang Biru. Dari Malang ke pernyeberangan menempuh
perjalanan yang cukup jauh. Jalannya yang menikung naik turun bikin perut mual,
kepala pusing, tapi untung aja nih gag ada yang mabok darat. Rombongan gue
sampai di penyeberangan pukul 12.30 an,
langsung deh istirahat bentar sambil nyari kapal yang bakal bawa rombongan gue
nyeberang ke pulau Sempu. Kapal-pun didapat, dengan harga Rp 100.000,00 mereka
bisa nganterin rombongan gue ke Telaga Semut sekalian bisa jemput juga. Sejauh
mata memandang hanya ada hamparan lautan biru dan kapal-kapal nelayan
berserakan. Ada sebuah pulau yang terlihat dari situ, itulah pulau Sempu yang
bakal gue kunjungi.
Berlabuh di
Telaga Semut...
Kapal yang rombongan gue tumpangi
berlabuh di Telaga Semut, tempat pemberhentian terakhir di pulau Sempu sebelum
ke Segara Anakan. Sempu merupakan pulau yang dihuni oleh ribuan pohon bakau,
hampir mirip dengan rawa. Medan yang kami lalui dari Telaga Semut ke Segara
Anakan cukup sulit, becek dan berlumpur. Dengan medan yang seperti itu, butuh
waktu kurang lebih 4 jam bagi gue untuk sampai di Segara Anakan. Gue capek banget,
rasa-rasanya tulang gue copot sendiri dari badan gue. Jalanannya lebih sulit
dibanding jalan naik ke gunung, gue sempet mikir “ah ogah kesini lagi”.
Tapi rasa letih gue terbayar ketika
gue sampai di Segara Anakan. Sebuah danau air asin berwarna hijau dengan
hamparan pasir putih yang dikelilingi kokohnya batu karang. Subhanallah..sumpah deh nggak jadi
nyesel gue kesini, meski dengan perjuangan yang luar biasa. Ternyata rombongan
gue bukan orang pertama yang sampai di tempat itu, sudah banyak tenda-tenda
berdiri dipinggiran pantai, saking ramainya gue sulit nyari tenda rombongan
gue.
Malam tahun baru
di Segara Anakan...
Ini malam tahun baru, pantas banget
banyak yang memilih ngerayain akhir tahunnya disini. Menunggu detik-detik
pergantian tahun, suasana riuh ramai suara terompet, kobaran nyala api unggun,
dan nyanyian suka cita menggema memecah kesunyian. Tidak lupa kembang api,
menjadi syarat utama merayakan tahun baru. Kembang api pun mulai dinyalakan,
bergelegar bergantian menghiasi langit malam kala itu. Ini pertama kalinya gue
ngerayain tahun baru di sebuah pulau yang gue sendiri nggak kebayang bakal
kesini.
Keesokan harinya rombongan gue naik
keatas karang, menikmati suasana pagi melihat pemandangan Samudra Hindia. Suara
ombak terdengar nyaring menghantam kokoknya batuan karang. Nyesel gue nggak
bisa ikut, sandal gue ilang, nggak mungkin gue nyeker lewat diatas karang yang
bisa bikin kaki lo berdarah. Ya sudah.. gue masak aja deh, roti bakar selai
stawberry untuk sarapan. Santaapp...
Ekspedisi rombongan gue nggak
berhenti sampai disitu, siangnya temen-temen gue berenang menyeberangi danau
menuju ke Karang Bolong. Dari cerita sama foto-foto mereka gue tahu Karang Bolong
eksotis banget (kenapa dinamai Karang Bolong, karena ada sebuah karang besar dan
karang itu bolong, hehe bercanda gue), ke Karang Bolong ini juga gue nggak
ikut, gue nggak bisa renang, apes banget deh.. bersyukurlah kalian yang bisa
berenang. Kasian banget gue.. sambil
menyelam minum air, mereka nggak cuman seneng-seneng aja kok ke Karang Bolong,
karena persediaan air menipis mereka nyari air juga. Berhubung ini di pantai,
yang kita dapet bukan air seger kayak digunung, tapi air payau. Bayangin aja
deh rasanya kayak apa.
Perubahan
rencana..
Pada mulanya ekspedisi kami di Sempu
hanya 3 hari, menginap satu malam di Segara Anakan kemudian pulang ke Semarang.
Setelah dipikir-pikir, rasanya sayang banget udah jauh-jauh sampai di sini,
rugi kalo cuman ke Segara Anakan. Lama menimbang-nimbang diambilah keputusan
untuk bermalam lebih lama. Menginap satu malam lagi di Segara Anakan kemudian
melanjutkan perjalanan ke Pantai Panjang Pulau Sempu. Sore hari di Segara Anakan
diisi dengan memancing, tapi emang dasar apes nggak satu ikan pun yang nyantol
dipancingan temen gue Henry. Meski nggak bisa mencicipi ikan Sempu, tapi nggak
masalah kok toh bekal yang kami bawa cukup banget buat tinggal lebih lama
disitu.
Pantai
Panjang....
Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan
ke Pantai Panjang, hari itu hujan berbekal peta Pulau Sempu kami menyusuri
kembali jalan yang kami lewati sebelumnya. Setelah tanya-tanya dengan seorang
pemandu, kami mengarah pada jalan yang tadi ditunjukan, menempuh perjalanan
yang lumayan jauh, kami tiba disebuah pantai. Airnya yang biru hamparan
pasirnya yang putih, dan banyaknya batuan karang yang berdiri tegak terlihat
kuat menahan terpaan ombak. Itu bukan pantai yang kami tuju, itu pantai Kembar
1 namanya. Tempatnya masih asri sepertinya jarang diunjungi oleh orang,
benar-benar sepi. Lanjut ke perjalanan berikutnya, melewati pantai kembar 2.
Sama dengan pantai kembar 1 pantainya bersih, angin sepoi-sepoi dan
pemandangannya luar biasa.
Hampir putus asa, belum juga
menemukan pantai Panjang yang menjadi tujuan utama kami. Tentu saja kami tak
menyerah, kembali lagi berjalan melewati celah-celah sempit batuan karang,
menuruni sebuah tangga kayu yang terpasang di pinggiran tebing karang. Perasaan
gue seketika menuruni tangga ini, “selamat
nggak ya, selamat nggak ya?”, gue parno banget semisal gue jatuh nggak tau
lagi deh, nggak berani ngebayanginnya. Berhasil menuruni tangga, gue melihat
hamparan pasir putih dan batuan-batuan yang berjejer rapi diterpa ombak. Ada
beberapa pulau yang menghadap di pantai ini, gue berhadapan langsung dengan
Samudra Hindia, inilah Pantai Panjang pulau Sempu.
Senang bukan kepalang, akhirnya gue
sampai ditujuan terakhir trip gue di
pulau Sempu. Pantai panjang ini masih perawan, mungkin karena medannya yg sulit
membuat orang lebih senang mengunjungi Segara Anakan dari pada ke sini, padahal
pemandangan disini jauh lebih indah. Tak sabar untuk menikmati keindahan pantai
Panjang, setelah mendirikan tenda, ada yang sibuk berenang, snorkling, bermain pasir, jalan-jalan ke
gua tempat bertapa. Mengabadikan sebanyak-banyaknya gambar di tempat ini, karena
kapan lagi bisa ke tempat seindah ini.
Banyak pantai yang pernah gue kunjungi
tapi nggak ada yang se-eksotis
pantai-pantai di pulau Sempu. Untuk kalian yang belum pernah ke tempat ini, gue
saranin tempat ini jadi tujuan wisata kalian, recomanded banget lah!. Menghabiskan malam terakhir dipantai
panjang, esok paginya kami bergegas pulang. Berniat pulang dengan potong
kompas, setelah lama berjalan, ada begitu banyak tikungan jalan, peta yang
dibawa rusak terkena air hujan, karena takut nyasar akhirnya balik lagi dan
lewat jalan dimana kami pertama kali datang. Perjalanan pulang menuju Telaga Semut
ini relatif lebih cepat dibandingkan dengan perjalanan berangkatnya. Tapi
karena barusan diguyur hujan, jalan yang kami lewati semakin becek nggak
karuan. Ini lebih sulit dari pada di awal.
Tak terasa Telaga Temut sudah didepan
mata, rasa lega mendera perasaan gue, sebentar lagi gue pulang. Gue kangen
banget pengen mandi air tawar, keramas, dan makan bakso. Sambil menunggu
kedatangan kapal, kami bersih-bersih badan, karena semuanya penuh lumpur. Kapal
yang gue tumpangi datang, berhubung kami pulangnya molor yang tadinya dua hari menjadi
tiga hari, si-empunya kapal minta
ongkos tambah Rp 50.000,00. Sampai lagi di tempat penyeberangan, tempat pertama
yang gue tuju adalah kamar mandi, seger banget bisa ngerasain rasanya air tawar
lagi setelah berhari-hari nggak mandi (mandi air asin terus).
Selamat jalan
Pulau Sempu...
Angkot yang menjemput rombongan gue juga
sudah datang, gue dan rombongan gue pulang ke kota Malang. Sebelum pulang kami
sempatkan untuk wisata kuliner lagi mengisi perut di kota apel ini. Karena
kehabisan tiket kereta balik ke semarang, akhirnya rombongan gue balik naik bus
dari terminal Surabaya. Sampai diterminal Surabaya pukul 01.00 WIB dini hari.
Rombongan gue pulang ke Semarang naik bus ekonomi (menekan biaya transportasi
seminimal mungkin layaknya backspackers
pada umumnya). Nggak banyak yang temen-temen gue obrolin dalam bus, semuanya
tertidur lelap. Tahu-tahu seketika bangun kami sudah sampai di terminal Terboyo
Semarang. Dari terminal, gue ke stasiun Poncol ambil motor yang dulu dititipin
disana. Yap semuanya kembali seperti semula, sesampainya gue dikost, gue mandi
terus makan kamudian gue tidur. Hah...Puas banget.
Selamat jalan pulau Sempu, semoga lain
waktu gue bisa kesana lagi menjelajahi sisi lain pulau yang belum sempat gue
kunjungi, ada Pantai Pondok Kobong, Telaga Lele, dan lainnya. Trip ke Pulau
Sempu ini nggak akan pernah gue lupain.
Trip
to Sempu Island (30 Desember 2011-4 Januari 2012)
@DesyArimeiPutri